Max Havelaar: Cerita, Kritik, dan Imbas

Max Havelaar: Cerita, Kritik, dan Imbas

Max Havelaar: Cerita, Kritik, dan Imbas

Max Havelaar: Cerita, Kritik, dan Imbas

Max Havelaar: Cerita, Kritik, dan Imbas – Max Havelaar ialah sebuah novel tahun 1860 yang dicatat oleh Multatuli, nama pena dari Edward Douwes Dekker. Edward Douwes Dekker sendiri berperanan penting dalam membuat dan melakukan modifikasi peraturan penjajahan Belanda di Hindia Belanda pada ke-19. Dalam novel itu, slot pragmatic  Novel Max Havelaar, coba berperang untuk menantang mekanisme pemerintah yang korup di Jawa.

Cerita

Pada tengah era 19, kontrol penjajahan Hindia Belanda sudah berpindah dari perusahaan Hindia Timur Belanda atau VOC ke permerintah Belanda karena kegalalan ekonomi VOC. Buat tingkatkan penghasilan, pemerintahan penjajahan Belanda juga mengaplikasikan serangakaian peraturan yang disebutkan Mekanisme Tanam atau cultuurstelsel. Cultuurstelsel ini memercayakan petani Indonesia untuk menanam paket tanaman komersil, seperti gula dan kopi. Disamping itu, Belanda mendapat penghasilan dengan pemasaran opium atau getah bahan baku narkotika, ke warga asli. Perdagangan opium ini diawali beratus-ratus tahun sebelumnya ada VOC. Waktu itu, Agen Slot88 opium menjadi satu diantara pembunuh merasa sakit yang menyebabkan ketagihan. Sayang, dengan langkah ini, mayoritas warga asli tetap berkekurangan ekonomi.

Kritik

Pada akhirnya, Multatuli atau Edward Douwes Dekker menulis Max Havelaar sebagai wujud protes pada peraturan penjajahan ini. Tetapi, tulisan ini mempunyai arah lain, untuk cari pemulihan untuk pemunduran dianya dari service pemerintahan. Dari tulisan ini, warga Eropa mulai mengetahui jika kekayaan yang mereka bisa sebagai hasil kesengsaraan pada bagian lain dunia. Kesadaran ini selanjutnya membuat motivasi peraturan benar yang baru, di mana pemerintahan penjajahan Belanda usaha untuk bayar utang mereka ke rakyat penjajahan. Pembayaran utang ini dilaksanakan dengan memberi pengajaran ke beberapa kelas pribumi, biasanya anggota kikir yang setia ke pemerintahan penjajahan.

Imbas

Semenjak terbitnya novel Max Havelaar, banyak warga yang makin terbuka pemikirannya. Mereka lebih berani untuk melawan peraturan cultuurstelsel, hingga kemudian mekanisme itu dihapus. Lenyapnya cultuurstelsel selanjutnya diikuti dengan terciptanya slot paling gacor politik benar. Pada 1976, novel Max Havelaar diadaptasi ke film layar-lebar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *